Menelusuri Jejak Sejarah Pulau Penyengat
Kitabahagia.com- Sebelum matahari menampakan
sinarnya, hujan telah membasahi bumi. Kiba berharap hujan akan segera berhenti.
Sebab, hari ini, Kiba hendak melakukan adventure
kembali ke Pulau Penyengat. Dalam bulan April 2017 ini, Kiba sudah dua kali
berkunjung ke Pulau Penyengat. Di pertengahan bulan April, Kiba tidak beruntung
bisa menjajaki Pulau Penyengat karena faktor cuaca yang buruk. Hujan mengguyur
Pulau Penyengat dan membuat ombak bergelora.
Di akhir
April, tepatnya 29 April 2017 ini, Kiba kembali menelusuri jejak sejarah di
Pulau Penyengat. Cuaca tidak bersahabat, tetapi cukup menyenangkan. Sisa
rintikan hujan dan awan mendung masih menggantung di langit membuat nuansa
syadu. Perjalanan antara Pelantar Penyengat menuju Pelabuhan Penyengat tidak
membutuhkan waktu lama, sekitar 15 menit kapal yang membawa penumpang mulai
memasuki Pulau Penyengat. Pemandangan rumah panggung terlihat dari kejauhan.
Dari bentuk rumah panggung, bisa dilihat perbedaan perekonomian penduduk
setempat.
Rumah panggung masyarakat Melayu |
Meskipun di
pesisir pantai Rumah panggung yang modern dan terlihat indah menandakan
penghuni atau pemilik rumah memiliki perekonomian yang maju. Apabila
dibandingkan bentuk perumahan lainnya. Salah seorang mengatakan, apabila di cat
dan diubah semenarik mungkin. Kesan kumuhnya akan hilang. Opini tersebut 100
persen benar. Sebab, menilik tetangga Europe dan juga daerah Jawa dimana lokasi
kumuh di cat warna-warni malah membuat lokasi kumuh tersebut menjadi destinasi
wisata baru.
salah satu bentor Pulau Penyengat yang bisa digunakan pengunjung |
Sedangkan Pulau Penyengat sudah termasuk heritage alias warisan. Karena itu tidak heran sisa-sisa puing sejarah plus Masjid Kesultan Riau Pulau Penyengat yang masih berdiri kokoh. Walaupun sudah ada perubahan yang signifikan dalam segi warna masjid tetapi tidak mengubah keseluruhan Masjid yang ada di Penyengat.
Sstsss,
Kiba tahu ini bukan rahasia umum lagi jika Masjid Penyengat memiliki ciri khas
khusus yang memiliki nilai jual sejarah yakni Masjid Penyengat terbuat dari campuran
semen dan putih telur. Keren bukan! Menelusuri Masjid Sultan Riau sambil
melakukan sholat di Masjid peninggalan masa sejarah Riau Lingga.
Bahkan usai
melakukan sholat, kita bisa menelusuri makam-makam pahlawan yang ada di Pulau
Penyengat. Komplek makam di Pulau Penyengat merupakan jejak di mana masa
petinggi Kerajaan Riau Lingga pernah ada dan menjadi saksi sejarah masa kesultanan
Riau. Mereka adalah Raja Hamidah, Raja Ali Haji, Raja Ahmad, Raja Ja'far, juga
Raja Haji Fisabilillah.
Dengan
tingkat peranan dalam sejarah, maka bentuk makam tiap tokoh berbeda satu dengan
yang lain. Walaupun begitu unsur Melayu masih tetap terlihat dengan nuansa
balutan berwarna kuning. Khusus Makam
Raja Ali Haji tertulis di dinding makam tentang Gurindam 12 yang menjadi
fenomenal dan cikal balik bahasa Indonesia. Tidak hanya komplek pemakaman yang
bisa ditelusuri tetapi jejak sisa bangunan pada masa kerajaan Lingga masih bisa
dilihat dan menikmati bangunan tersebut. Meskipun ada yang masih utuh maupun
berupa puing tetapi menelusuri jejak sejarah di Pulau Penyengat merupakan momen
yang indah.
Sebab Pulau Penyengat juga menyimpan
pemandangan yang indah yang bisa dilihat dari bukit kursi. Tidak ingin
mengelilingi pulau dengan berjalan kaki? Tidak masalah, sebab ada banyak
pilihan becak motor yang siap mengantar kita kemana saja kita mau. Setidaknya satu
jam mengelilingi Pulau Penyengat dengan becak motor membuat kita mendapatkan
sensasi yang berbeda. Apabila kita menelusuri dengan berjalan kaki. Namun,
keduanya patut dicoba dan dinikmati setiap detik ketika melakukan adventure di
Pulau Penyengat. Jangan lupa, menikmati kesegaran ikan dan makanan khas Pulau
Penyengat yang membuat lidah bergoyang MANTAP!
Ingin
mencoba menikmati malam di Pulau Penyengat? Tidak masalah, sebab sudah ada
beberapa home stay yang dibuka untuk menerima tamu yang ingin merasakan sensasi
Pulau Penyengat di malam hari. Liburan di Pulau Penyengat tidak hanya sekedar
Masjid yang terbuat dari semen putih telur tetapi juga ada beberapa spot yang
bisa membuat kita merasa terpana. Apalagi, liburan di Pulau Penyengat harga
sangat terjangkau dan menyenangkan melakukan explore Pulau Penyengat dari pagi
hingga sore.
Sebab Kapal
atau masyarakat tempatan menyebutnya pompong beroperasi mulai pagi hingga pukul
5 sore. Harga tiket yang sangat terjangkau yakni Rp 14.000 sudah pulang pergi
antara Tanjungpinang dan Penyengat. Nikmati keunikan wisata di Pulau Penyengat,
belajar banyak hal dan membuat tubuh kuat. Karena kaki bisa melangkah lebih banyak
dan membuat badan fit, walaupun hanya sekitar 4 kilo mengeksplor Pulau
Penyengat di jamin membuat badan sehat dan semakin semangat untuk melakukan
aktivitas di luar ruangan.
Hidup sehat
dimulai dari diri sendiri, jangan memanjakan diri dengan duduk santai tetapi
mulailah menjelajahi wisata baru dalam pesona Indonesia yang banyak memikat
orang luar tetapi kita sendiri masih enggan beranjak ke pangkuan Ibu Pertiwi
dengan menjejakan kaki ke wisata yang berbeda dengan keunikan dan keragaman. Sebab,
Indonesia itu kaya. Karena itu, coba tantang diri untuk bisa menjelajahi
keseluruhan Pulau Penyengat. Dengan catatan, jangan lupa kondisi badan harus
fit dan membawa air mineral untuk melepas dahaga ketika mengeksplor tiap sudut
Pulau Penyengat.
Nice share kaka, blm pernah ke penyengat... Jadi makin penasaran...
ReplyDelete