Belajar Ikhlas

Menangis, Menerima dan Melepaskan
 

Kitabahagia.com-Belajar menerima kekalahan dalam kehidupan itu sangat tidak mudah. Apalagi, jika egois dan rasa kekecewaan yang semakin besar akan memberikan pengaruh buruk dalam keseharian. Percayalah hidup dengan pikiran negatif itu sangat melelahkan dan tidak menyenangkan.

Apa kabar semua, Kiba kembali lagi setelah lama vakum. Seperti biasa di kamis ceria ini, Kiba akan membahas mengenai sesuatu untuk memberi semangat kepada kita semua, eh teman semua. Sebab, Kiba tahu tiap orang memiliki kesukarannya masing-masing dalam kehidupan, termasuk Kiba. So, seperti koin selalu memiliki dua sisi. Begitu juga dengan kehidupan kita selalu ada dua sisi. Jadi, mau mengambil sisi mana? Kanan atau kiri? Negatif atau positif? Waduh, Kiba ini sok bijak ya? Tidak, karena Kiba juga pernah merasakan dan masih mencoba memilah rasa benci, kesal disalurkan untuk hal yang positif. Apakah itu mudah? Jawabannya adalah TIDAK!




Maaf, jika Kiba mengutip sedikit ayat dari Alkitab, tidak ada maksud apa-apa koq. Seingat Kiba ada ayat yang menyatakan ketika seseorang memukul pipi kirimu, berikan pipi kananmu, ketika seseorang mengambil bajumu, berikan juga jubahmu. Secara logika, mana ada manusia yang menerima ketika seorang menampar atau memukul kita, terus kita tidak tersulut emosi dan bahkan menantang balik. Mana ada orang yang mau memberikan tubuhnya dengan secara sukarela untuk dipukul lagi sisi lainnya. Its so damn crazy! tetapi begitulah ilmu iklas itu sangat susah. Apakah kita bisa mempelajarinya temans?

Jawabannya adalah bisa walaupun susah, sukar, sulit, atau apapun kata bahasa dalam kamus bahasa Indonesia untuk hal satu ini, temans bisa menambahkannya di kolom komentar ya hihi.

 

Perasaan sedih, kecewa, marah dan hal-hal lainnya terkadang tidak bisa dihentikan oleh siapapun, kecuali diri teman sendiri. Apakah cara ampuh untuk menghilangkan pikiran dan perasaan negatif yang ada pada diri temans? Melarikan diri dari pikiran negatif maka akan membuat teman malah memikirkannya. Salah satu cara ampuh adalah dengan merelakannya. Bagaimanakah itu? Temans bisa menarik nafas, pikirkan perasaan, kejadian apa yang membuat temans terus merasa galau? Setelah itu, menangislah. Tidak apa-apa untuk menangis karena perasaan frustasi dan sebagainya.

Mungkin, temans akan merasa baik dan itu tidak lama. Temans masih terus teringat rasa sakit hati yang mendalam, kekecewaan yang besar dan membuat temans ingin merasa menangis. Jadi, Kiba katakan tidak apa-apa kalau selama sepekan temans ingin meluapkan emosi tersebut. Karena, setelah itu temans akan merasa lelah dengan perasaan itu. Maka, pemikiran temans akan berubah dan mengatakan tidak langsung, “Cukup sudah, waktunya untuk bangkit!” itu tergantung dari diri kita sendiri! Bukan karena Kiba, bukan karena pacar, bukan karena sahabat maupun orangtua. Nah, melainkan diri teman sendiri.

 

 Ikhlas! Adalah jawaban, setelah meluapkan perasaan maka kita akan merasa tenang dan damai. Ikhlas adalah jawaban dari segala persoalan. Belajar mengikhlaskan bawasanya saat ini temans sedang dirundung masalah dan juga temans mencoba menerima itu semua. Tarik nafas dan coba ikhlaskan.

Bagaimana caranya? Melepaskan, merelakan, memakluminya dan juga menatap masa depan. Karena hidup tidaklah sempurna dan perjuangan adalah kunci kesuksesan dalam menghadapi hari ke hari lebih baik. Jadi, its ok untuk menangis selama seminggu, ketika lelah maka ikhlas itu akan timbul dengan sendirinya dan wajah temans akan kembali ceria seperti dulu. Meskipun dalam seminggu itu temans akan melakukan beberapa hal yang tidak masuk diakal. Namun, ketika sudah menerima dan ikhlas maka hal itu menjadi kenangan lucu bagi temans sendiri. Let’s ikhlaskan berbagai kejadian buruk yang menimpa kita untuk hidup lebih baik.




Salam dan Tetap Berbahagia



No comments

Hi Terimakasih Sudah bersedia mampir di Kitabahagia.com Tinggalkanlah jejak manis agar kiba bisa berkunjung balik. Asalkan jangan memberikan link hidup dan spam ya... Salam Bahagia

Cheaper hosting