Jalani Kehidupan dengan Bahagia
Kitabahagia.com- Tidak ada orang yang tidak
menginginkan kebahagiaan, mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa. Semua menginginkan
kebahagiaan. Tetapi, kebahagiaan itu bukanlah barang yang kita beli di swalayan
baik spesial edisi maupun harga obral. Sungguh, jika kebahagiaan bisa dibeli
dan dipilih di etalase toko. Pasti, menyenangkan dan bahagia sekali rasanya.
Baca juga: Rahasia Kebahagiaan Ada Disini
Sayangnya,
untuk mencapai kebahagiaan dibutuhkan proses panjang. Semuanya berjalan dengan
sangat baik, pada akhirnya. Nah, postingan Kamis kali ini membahas mngenai
filosofi kehidupan. Wow, topik berat diakhir bulan Oktober. Sebenarnya,
sederhana saja dan melihat dari keseharian.
pohon pandan, wanginya butuh proses. sp:bibittanaman.com |
Beberapa bulan
lalu, ibu menanam tanaman daun pandan. Awal mula menanam, tumbuhan itu sangat kecil
dan setelah bertumbuh, mama mulai menggunakan daun pandan tersebut. Pertama kali
menggunakannya, tidak ada aroma daun pandan, kedua hingga kelima. Kemudian,
karena sering dipetik, dipotong untuk dimasak. Akhirnya, daun pandan itu saat dimasak
beraroma wangi. Wanginya masih tidak tajam, setidaknya sudah mulai tercium.
Berminggu-minggu
setelahnya, setiap masak kolak, atau terkadang nasi yang dikukus, ibu suka
memasukan daun pandan. Wanginya sungguh menyenangkan dan membuat rasa lapar
atau tergoda untuk menyantapnya.
Beberapa waktu
lalu, aku melihat tanaman daun pandan yang bukan hasil tanaman ibuku. Milik tetangga
jauh, aku mencoba untuk memetik dan merebusnya. Tidak tercium aroma wangi daun
pandan. Padahal, tanaman daun pandan itu tumbuh subur, tinggi dan lebat. Namun,
tidak tercium aroma wangi.
Baca juga: Persoalan Rambut Bisa Menyebabkan Stress
Filosofi KIBA: Terkadang dibutuhkan rasa sakit, perjuangan untuk mencapai titik kebahagiaan. Maupun keharuman. Karena semua itu adalah proses panjang dan sukar. Namun hasilnya, sudah pasti terlihat jelas cepat atau lambat.
daun pandan yang sudah melewati proses, sp: We Heart It |
Tanaman
daun pandan itu melewati proses yang panjang agar bisa tercium wanginya. Ia harus
rela disakiti, disobek, dicabut daun-daunnya agar daun yang berikutnya tumbuh
bisa lebih wangi dan harum. Jika tidak melewati proses seperti itu, maka daun
pandan itu tidak memiliki arti bagi jurumasak.
Sama seperti
kita hidup, terkadang kita harus rela melewati proses yang menyakitkan untuk
mengetahui makna kebahagiaan dalam diri kita. Benar tidak temans? Kalau menurutmu
bagaimana?
Jangan
pelit komen dong dengan berbagi opini temans terkait kebahagiaan dalam filosifi
teman. Mari kita, saling menguatkan dan berbagi untuk merasakan kebahagiaan.
Salam Bahagia
Waaah, filosofinya ngena banget
ReplyDeleteTerimakasih Kang Alee bersedia mampir ke rumah mungilku dan meninggalkan jejak manis
ReplyDeleteWaah...baru tahu bhw daun pandan itu tdk wangi 'dari sononya'.. Hanya yg sering dipetik yg wangi.. Trmksh jg filosofi kerennya..
ReplyDeleteSalam kenal, mb Citra..
iya mbak, entahlah, aku juga baru tahu kalau daun pandan juga banyak jenisnya.... mungkin jenis yang di rumah seperti itu
ReplyDeletewahh...baguss banget filosofinya...yang ada di pikiran setelah mendengar pandan adalah..wangi nyaaa....hheheh
ReplyDeleteHihi benar mas yuli... awalnya aku juga berpikir seperti itu... tapi karena melihat proses di rumah. Jadi kepikiran juga bisa dijadikan filosofi sederhana
DeleteFilosofinya pas bagus skali.
ReplyDeleteSungguh menjadi inspirasi bagi saya