Belajar Makna Kehidupan Dibalik Persoalan
Kitabahagia.com- Kehidupan memiliki perjalanannya
sendiri, kita tidak bisa menghakimi jalan kehidupan teman dengan yang lain.
Begitu juga membandingkan kehidupan kita dengan kehidupan teman. Sebuah kisah
insipirasi hadir untuk menguatkan kita bersama dalam menjalani kehidupan
bagaikan roller coaster.
Kali ini,
Kiba ingin berbagi kisah yang mungkin sudah banyak beredar di internet dan
sudah banyak temans membaca. Tetapi, tidak ada salahnya mengingatkan kembali
sebuah kisah inspirasi yang bisa membuat kita tetap memiliki rasa optimis dalam
kehidupan. Let’s read this together temas.
Baca juga: Filosopi Hidup Daun Pandan
Batu,
kerikil, dan pasir
Di salah
satu universitas jurusan filsafat, seorang profesor berdiri di depan kelas
sambil membawa tempat selai yang kosong. Lalu, Profesor memasukan beberapa
batu, kerikil dan pasir ke dalam toples kosong tersebut. Semua mahasiswa
tertarik untuk melihat demonstrasi yang dilakukan profesor itu.
Tanpa
mengucapkan sepatah kata pun, profesor mulai meletakkan batu-batu kecil ke
dalam toples satu per satu. Para mahasiswa bingung, tapi profesor tidak memberikan penjelasan
dulu. Setelah batu-batu itu sampai ke leher toples, profesor berbicara untuk
pertama kalinya hari itu. Dia meminta mahasiswa untuk berpikir apakah toples itu sudah penuh? Para mahasiswa
sepakat bahwa toples itu sudah penuh.
Baca juga: Menggosok baju tanpa stress
Profesor
itu lalu mengambil kerikil di atas meja dengan perlahan menuangkan kerikil
tersebut ke dalam toples. Kerikil kecil menemukan cara masuk di antara
batu-batu besar itu. Profesor kemudian mengguncang toples dengan pelan untuk melihat
apakah kerikil tetap berada di dalam toples. Dia kemudian kembali bertanya apakah toples
itu sudah penuh? Kembali mahasiswa itu setuju bahwa toples telah penuh.
Mahasiswa
sudah bisa menebak apa yang akan profesor dilakukan selanjutnya, tapi mereka masih tidak
mengerti mengapa profesor melakukan hal itu, tanpa penjelasan. Profesor itu
mengambil pasir dan menuangkannya ke dalam toples. Pasir, seperti yang
diharapkan, mengisi setiap ruang yang tersisa dalam toples. Profesor bertanya kembali, apakah toples itu penuh, dan jawabannya
adalah YA.
Profesor
itu kemudian menjelaskan bahwa toples adalah analogi untuk kehidupan. Dia
menyamakan batu ke hal yang paling penting dalam hidup seperti kesehatan yang
baik, pasangan temans, anak-anak temans- semua hal yang membuat hidup yang
lengkap. Dia kemudian membandingkan kerikil untuk hal-hal yang membuat hidup kita
nyaman seperti pekerjaan, rumah, dan mobil. Akhirnya, ia menjelaskan pasir
adalah hal-hal kecil yang tidak terlalu penting.
Baca juga:
Menempatkan
pasir di jar pertama akan meninggalkan tidak ada ruang untuk batu atau kerikil.
Demikian pula, mengacaukan hidup kita dengan hal-hal kecil akan tidak
meninggalkan ruang untuk hal-hal besar yang benar-benar patut diperhitungkan. Karena
itu, ada baiknya hanya memperhatikan segala sesuatu yang penting bagi kehidupan
yang memuaskan kebahagiaan kita, seperti menghabiskan waktu dengan anak-anak dan pasangan. Daripada memprioritaskan ke
hal-hal yang tidak penting bagi kehidupan. Jangan smapai pasir memenuhi toples
kehidupan kita.
Kiba sangat
tersentuh dengan kisah inspirasi di kamis ceria ini. Kiba merasa bahwa
kehidupan kiba bekalangan ini sangat berat, membuat kiba merasa tak bahagia. Kembali,
lagi, Kiba diingatkan untuk memprioritaskan kebahagiaan yang sempurna dibanding
hal-hal kecil yang membuat kehidupan merasa tak berarti dan menyengsarakan. Bagaimana
dengan temans? Semoga tetap semangat ya dalam menjalani kehidupan di akhir
tahun 2016 ini.
Cheers eh
Salam dan Tetap Bahagia
Citra Pandiangan
pagi pagi uda baca inspirasi ini, hidup sekarang terasa berat, apa lagi bagi adik. persaingannya untuk mendapatkan kerja lumayan keras -_-
ReplyDeleteTetep semangat Mbak :)
ReplyDelete@ mas Fajar
ReplyDeletesorry mas, baru bisa balas pesan ahaha sama dong, hidup terasa berat menanti kabar yang tak menentu
@ mb Wahyu
thanks mbak, mari semangat
Selamat siang mbak, tetap semangat ya! :)
ReplyDelete